Ada yang Hilang di Wimbledon

📝 Penulis:liga indonesia 📅 Waktu Terbit:3 Jul 2025 📂 Kategori: Prediksi

## Ada yang Hilang di Wimbledon: Era Baru Tanpa Sentuhan Manusia?

Wimbledon 2023 terasa berbeda.

Bukan karena cuaca London yang kadang bersahabat dan kadang mencemaskan, atau kejutan-kejutan di lapangan yang selalu menjadi bumbu utama turnamen ini.

Perbedaannya terasa lebih subtil, lebih mendalam, dan bagi sebagian orang, mungkin sedikit mengganggu.

Ada yang hilang dari All England Club, dan itu adalah suara lantang dan tatapan tajam para hakim garis.

Tahun ini, Wimbledon secara resmi beralih menggunakan *Electronic Line Calling* (ELC) secara penuh di seluruh lapangan.

Era manusia sebagai penentu akurasi jatuhnya bola telah berakhir di SW19.

Klub All England mungkin berharap transisi ini berjalan mulus, bak pukulan *ace* yang tak terbantahkan.

Namun, kenyataannya, terasa ada sesuatu yang kurang, sebuah kekosongan yang sulit diisi oleh teknologi secanggih apapun.

Memang, ELC menawarkan presisi tanpa kompromi.

Tidak ada lagi perdebatan sengit antara pemain dan hakim garis, tidak ada lagi drama “mata elang” yang menegangkan, dan yang terpenting, tidak ada lagi kesalahan manusiawi yang bisa mengubah jalannya pertandingan.

Secara statistik, ELC meningkatkan akurasi keputusan hingga nyaris sempurna.

Namun, apakah akurasi absolut adalah segalanya?

Ada yang Hilang di Wimbledon

Sebagai jurnalis yang telah meliput Wimbledon selama bertahun-tahun, saya merasakan hilangnya nuansa drama yang dulu seringkali menjadi daya tarik tersendiri.

Dulu, kita menyaksikan ketegangan di wajah para pemain saat mereka mempertanyakan keputusan hakim garis.

Kita melihat bagaimana mereka menggunakan argumen dan daya persuasif untuk mengubah pendirian sang hakim.

Kita merasakan emosi yang meluap saat keputusan kontroversial akhirnya dibuat.

Sekarang, semua itu hilang.

Semuanya serba mekanis, serba terukur, serba pasti.

Meskipun ELC menghilangkan potensi kesalahan, ia juga menghilangkan faktor manusia yang membuat tenis terasa begitu hidup.

Hilangnya interaksi antara pemain dan hakim garis menciptakan atmosfer yang sedikit steril, sedikit kurang bersemangat.

Beberapa pemain mungkin menyambut baik era baru ini.

Mereka merasa lebih tenang karena tahu bahwa setiap keputusan didasarkan pada data akurat.

Namun, ada juga yang merindukan tantangan berdebat dengan hakim garis yang berpengalaman.

Mereka merindukan kesempatan untuk “memainkan” emosi dan menggunakan taktik psikologis untuk mendapatkan keuntungan.

Saya tidak menyangkal bahwa ELC adalah sebuah kemajuan teknologi yang signifikan.

Namun, saya juga percaya bahwa ada nilai dalam tradisi dan faktor manusia.

Wimbledon selalu dikenal sebagai turnamen yang menghargai sejarah dan warisan.

Hilangnya hakim garis, meskipun demi akurasi, terasa seperti sebuah langkah yang menjauh dari akar tradisi tersebut.

Mungkin, di masa depan, kita akan terbiasa dengan Wimbledon tanpa sentuhan manusia.

Mungkin, generasi pemain baru tidak akan pernah merasakan pengalaman berdebat dengan hakim garis.

Namun, bagi saya, dan mungkin bagi banyak penggemar tenis lainnya, ada sesuatu yang hilang di Wimbledon tahun ini.

Sesuatu yang sulit dijelaskan, sesuatu yang tidak bisa diukur dengan statistik, tetapi sesuatu yang sangat terasa.

Sesuatu yang hilang, dan mungkin, tidak akan pernah kembali.

📰 Rekomendasi Artikel Terkait